Olah rasa berhubungan dengan kepekaan rasa batin dan
indra ke 6 manusia. Dengan rasa, orang akan lebih peka terhadap sesuatu
yang bersifat gaib, dapat mendeteksi / merasakan keberadaan sesuatu gaib,
dapatmendeteksi apakah sakit yang diderita oleh seseorang merupakan sakit
biasa ataukah karena adanya pengaruh energi negatif dari suatu sosok mahluk
halus (ketempelan gaib, kesambet, disantet, guna-guna, dsb), dapat mengetahui
cara penyembuhannya dan dapat merasakan sesuatu yang akan terjadi
(feeling / intuitif). Dan dalam tingkatan kemampuan kebatinan yang tinggi
kekuatan rasa ini digunakan untuk segala perbuatan yang berhubungan dengan
kegaiban, untuk mengobati seseorang, mengusir / menyerang / menundukkan mahluk
halus tingkatan rendah sampai yang kelas atas, atau untuk memusnahkan keilmuan
gaib, khodam dan tenaga dalam seseorang, dan untuk menerima pengetahuan
spiritual tingkat tinggi yang mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita.
Di dalam semua jenis keilmuan, ada satu hal mendasar yang
seringkali pengertiannya dikesampingkan orang, yaitu adanya unsur kebatinan.
Unsur kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, termasuk di dalam
aktivitas manusia dalam mempelajari dan menekuni berbagai jenis keilmuan. Unsur
kebatinan itu adalah apa yang biasa disebut sebagai penjiwaan atau penghayatan,
yang sangat erat hubungannya denganrasa dan sugesti.
Di dalam aktivitas manusia berolah raga, kanuragan, mengolah tenaga dalam,
maupun ilmu gaib dan ilmu khodam, atau olah spiritual, atau dalam hal pekerjaan
teknis modern sekalipun, selalu terkandung di dalamnya unsur kebatinan berupa
penjiwaan dan penghayatan pada masing-masing hal yang dijalani, yang seringkali
kualitas penjiwaan dan penghayatan seseorang akan sangat membedakan
hasil dan prestasi yang diraihnya dibandingkan orang lain yang sama-sama
melakukan aktivitas yang sama.
Secara umum unsur kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan
manusia, tidak hanya dalam hal keilmuan, tetapi dalam semua aspek
kehidupan manusia, termasuk di dalam pekerjaan-pekerjaan teknis di jaman
modern ini, tetapi istilah kebatinan sendiri seringkali secara dangkal
dikonotasikan sebagai kegiatan klenik.Namun di luar itu memang ada orang-orang
tertentu yang secara khusus mempelajari keilmuan kebatinan, bukan hanya pada
aspek yang bersifat umum, tetapi juga secara khusus dan mendalam mengenai
keilmuan kebatinan itu sendiri.
Kemampuan menayuh gaib (baca: Ilmu Tayuh / Menayuh Keris) dan kemampuan olah
rasa kami harapkan dapat anda kuasai, karena ini akan berguna sekali
sebagai kemampuan dasar dalam hal kegaiban dan dapat menjadi dasar
untuk kemampuan yang lebih tinggi lagi bagi anda yang ingin bisa berinteraksi
atau interestdengan hal-hal gaib, atau jika anda memiliki benda-benda gaib
dan khodam pendamping.
Kepekaan dan kekuatan rasa adalah dasar dari kebatinan dan
kekuatan batin / spiritual. Kekuatan yang dibangun dalam olah rasa adalah
kekuatan rasa (bersifat gaib), dihasilkan oleh cakra tubuh di bagian dada.
Tetapi pembukaan cakra energi di dada tidak ditujukan untuk yang bersifat gaib,
biasanya untuk tujuan kanuragan. Begitu juga dengan pengolahannya. Untuk tujuan
kebatinan dan kegaiban, cakra energi di dada tidak diolah dengan teknik
pernafasan, tetapi dengan cara olah rasa dan kebatinan (ada juga yang menyebut
sebagai ilmu rahsa atau ilmu rasa sejati).
Pada orang awam, kekuatan rasa biasanya timbul secara
spontan, misalnya saat panik, histeris atau lari ketakutan. Dalam kondisi itu
kekuatannya bisa berkali-kali lipat dibandingkan dalam kondisi normal. Dalam
hal ini kekuatan rasa muncul sebagai kekuatan bawah sadar manusia. Kekuatan
bawah sadar ini tidak sengaja terjadi, tetapi bagi yang sudah terbiasa peka
rasa dan batin, kekuatan seperti itu dapat dengan sengaja dimunculkan.
Pada orang awam, sebagian kekuatan rasa muncul tidak
disengaja, misalnya dalam kondisi ketakutan yang sangat, panik, histeris, dsb.
Kekuatan rasa juga bisa muncul dalam kondisi gembira dan
bersemangat, sehingga saat seseorang beraktivitas berat akan terasa lebih
ringan dan tidak cepat lelah. Kondisi ini banyak dialami manusia pada masa
kanak-kanak, yang pada saat bergembira bermain berlari-larian tidak cepat
merasa lelah. Sekalipun lelah, akan cepat pulih kembali. Berbeda dengan yang
sudah dewasa, biasanya akan cepat lelah dan kalau sudah lelah akan lebih lama
pulihnya, karena di dalam aktivitasnya banyak menggunakan pikiran, bukan rasa.
Sebagian lagi kekuatan rasa muncul dalam kondisi marah dan
benci, sehingga perbuatan yang dilambari perasaan marah dan benci kekuatannya
akan menjadi berlipat-lipat.
Inti dari kekuatan rasa adalah kekuatan yang dilambari rasa hati, spontan,
tidak dipikir-pikir dulu, sehingga perbuatan yang dilakukan dengan sepenuh rasa
(sepenuh rasa, bukan sepenuh hati) akan berlipat-lipat kekuatannya, tidak cepat
lelah, dan kelelahannya akan cepat pulih kembali. Kekuatan rasa yang
dilatih dengan sengaja kekuatannya akan lebih besar daripada kekuatan rasa
manusia biasa.
Seseorang yang sudah melatih olah nafas, biasanya juga akan
merasakan bagian dari olah rasa (kepekaan rasa), walaupun hanya dasarnya saja.
Saat menggunakan energi dari olah pernafasan biasanya juga dilakukan dengan
‘rasa’, bukan lagi dengan pikiran atau perasaan.
Dalam laku mempelajari olah rasa biasanya dilakukan dengan cara
yang mirip dengan olah batin, yaitu banyak menyepi / tirakat, puasa, laku
prihatin, meditasi, membaca amalan-amalan, dsb. Dalam kehidupan jaman sekarang
cara-cara tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Bila anda ingin mencoba
mempelajarinya, ada beberapa cara praktis yang bisa anda lakukan tanpa perlu
banyak mengganggu aktivitas anda sehari-hari sbb :
1. Menyepi.
Pengertian menyepi ini bukan berarti anda harus pergi
menyepi ke tempat-tempat sepi di gunung, dsb. Cukup anda luangkan waktu untuk
berdiam diri, di rumah, di kantor atau di manapun anda berada, untuk merasakan
suasana batin anda (lebih baik bila dilakukan di tempat terbuka pada malam
hari). Biarkan ilham mengalir dalam pikiran anda. Perhatikan, mungkin akan ada
ide-ide tertentu atau jawaban-jawaban dari masalah anda yang tidak terpikirkan
sebelumnya (secara sederhana proses ini mirip seperti orang melamun /
merenung).
Menyepi ini juga bisa anda lakukan di tempat yang ramai.
Artinya anda belajar menemukan suasana sepi (hening) di dalam keramaian tanpa
harus pergi keluar dari keramaian. Tujuan dari menyepi ini adalah untuk
membiasakan diri menciptakan suasana hening di dalam rasa dan pikiran, sebagai
dasar untuk peka rasa dan batin, untuk memperhatikan munculnya ide / ilham,
dsb, yang mengalir dari batin anda sendiri.
2. Peka suasana batin.
Belajar peka terhadap bisikan-bisikan hati dan nurani,
firasat, dsb. Jangan mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan
mengada-ada, jangan ber-ilusi. Peka terhadap ilham yang mengalir di dalam
pikiran dan rasa. Kalau bisa, carilah sumbernya darimana ilham itu berasal.
Cara ini bermanfaat untuk "mendengarkan" mengalirnya
ide dan ilham, yang dapat bermanfaat untuk membantu pemecahan masalah-masalah
yang sedang dihadapi, atau informasi tentang kondisi keluarga anda, dsb, yang
sebelumnya anda tidak tahu atau tidak terpikirkan.
3. Peka suasana alam.
Belajar peka terhadap suasana alam di manapun anda berada.
Cobalah sesekali pergi ke tempat yang wingit atau angker. Rasakan suasana
kegaiban di tempat tersebut. Bila merasakan keberadaan sesuatu roh halus atau
energi gaib, dengan getaran rasa di dada atau dengan merasakan getaran di
telapak tangan, cobalah tentukan dimana posisinya berada. Kalau bisa, coba
rasakan / bayangkan seperti apa sosok wujudnya.
Bila anda sudah dapat merasakan suasana alam di suatu
tempat, mungkin anda juga akan dapat merasakan bila ada sesuatu yang mengancam,
dimana pun anda berada, misalnya ada mahluk halus atau binatang berbahaya, ada
orang jahat yang sedang mengincar anda, dsb, akan menambah kebijaksanaan anda
untuk bersikap hati-hati tidak sembrono di tempat-tempat yang "sensitif",
atau anda juga dapat merasakan sesuatu kejadian yang akan terjadi di suatu
tempat (misalnya di rumah anda, mungkin anda akan bisa merasakan bahwa akan ada
anggota keluarga yang akan mengalami musibah, akan ada kebakaran, dsb).
Ke 3 cara di atas dapat diterapkan bukan hanya di tempat
sepi, tetapi juga di tempat ramai, di manapun anda berada, tanpa harus banyak
membuang ongkos, tenaga dan waktu. Bila anda sudah terbiasa melakukan ke 3
cara di atas, berarti anda sudah melakukan olah rasa dan dasar-dasar kebatinan.
Belajarlah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari anda dalam berbagai
bidang. Rasa / feeling / intuisi anda akan lebih tajam, dapat mengira-ira hasil
(berhasil atau tidak) dari sesuatu yang anda lakukan, atau merasakan sesuatu
kejadian (baik atau buruk) yang akan terjadi, dan akan lebih mudah mendapatkan
ide-ide / ilham atas jawaban permasalahan yang sedang anda hadapi.
Dalam semua proses meditasi dan perenungan usahakan supaya tidak mengedepankan
pikiran. Biarkan ide / ilham / bisikan gaib mengalir sampai lengkap, jangan
bereaksi dengan berpikir yang dapat menyebabkan aliran ide / ilham itu
terputus.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, apalagi dalam kehidupan modern ini, rasa
dan firasat seringkali diabaikan. Namun bila seseorang memperhatikan rasa dan
firasatnya, dia sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya. Rasa dan firasat
seringkali muncul berupa perlambang rasa. Misalnya, seseorang yang akan
bepergian ke luar kota, karena merasa tidak enak hati kemudian membatalkan
keberangkatannya. Ternyata kemudian dia mendapat berita bahwa kendaraan yang
seharusnya ditumpanginya mengalami kecelakaan. Untunglah dia tidak jadi
berangkat. Apakah ini kebetulan saja ?
Mungkin kita tidak akan terburu-buru berangkat kerja, walaupun sudah terlambat
/ kesiangan, seandainya saja sebelumnya kita tahu atau dapat merasakan bahwa
pada hari itu ada anggota keluarga kita yang akan mengalami musibah.
Kadangkala mungkin kita mengalami suatu kejadian yang persis sama seperti yang
dahulu sudah pernah terjadi. Tetapi kita tidak tahu kejadian yang dahulu itu
apakah kejadian nyata ataukah kejadian di dalam mimpi. Biasanya kejadian yang
dahulu itu adalah kejadian di dalam mimpi. Sedulur Papat kita sendiri yang
memberikan mimpi tersebut. Kita saja yang tidak tanggap.
Kadangkala kita melamun atau ilham mengalir begitu saja, hanya kita saja yang
tahu, atau mungkin secara spontan kita mengucapkan sesuatu tanpa dipikir
dahulu, tentang sesuatu kejadian yang akan datang atau tentang seseorang
(biasanya seorang tokoh manusia) yang akan mengucapkan / berbuat sesuatu, dan
ternyata kemudian kejadian tersebut benar-benar terjadi. Dalam hal ini, Sedulur
Papat kitalah yang memberitahukan hal tersebut. Sayang sekali kalau kita tidak
mengasah kedekatan dengan para sedulur tersebut. Kedekatan itu juga dapat
merupakan suatu potensi besar kemampuan kebatinan yang sayang sekali jika tidak
diasah dengan benar. Mungkin potensi untuk bisa meramal, atau merasakan suatu
kejadian yang akan terjadi, atau potensi kemampuan mengobati, dsb, akan dilewatkan
begitu saja.
Beberapa tanda yang bila dilatih / dipertajam akan menjadi suatu potensi
kemampuan tersendiri :
- merasa tahu apa yang akan dikatakan seseorang saat
mendengarkan seseorang sedang berbicara.
- cepat mengenal kepribadian terdalam seseorang walaupun baru kenal.
- banyak ilham tentang kejadian yang akan terjadi (kejadiannya kemudian
benar-benar terjadi).
- mengenal firasat, atau bisa membedakan suatu kejadian yang merupakan tanda dari
akan terjadinya
suatu kejadian lain yang entah baik atau buruk. Dan ketika
kejadian itu terjadi dia tahu bahwa
sebelumnya dia sudah menerima tanda tentang akan terjadinya
kejadian itu.
Kemampuan-kemampuan di atas, jika sudah terlatih, sering disebut sebagai daya
linuwih yang merupakan dasar-dasar dari kemampuan seseorang yang waskita.
Dalam halaman ini digunakan beberapa istilah sbb :
Rasa adalah sesuatu yang langsung dirasakan, berdasarkan kepekaan rasa /
batin, dan tidak melalui proses perenungan atau analisa.
Batin lebih dalam lagi, ada proses mengendapkan, merenungkan dan menganalisa.
Rasa berhubungan dengan kepekaan rasa batin dan indra ke 6 manusia.
Secara awam rasa bisa diartikan sebagai feeling.
Rasa adalah awal sebelum masuk ke proses yang lebih dalam untuk direnungkan
atau dianalisa secara kebatinan.
Misalnya kita kedatangan orang sakit yang minta disembuhkan sakitnya.
Pada pertemuan pertama kita sudah langsung bisa me-rasa-kan bahwa sakitnya
bukanlah sakit biasa, sakitnya berhubungan dengan gaib.
Sesudah itu barulah di-batin, direnungkan, dianalisa, apa yang menjadi
penyebabnya, apakah sakitnya yang karena pengaruh gaib itu adalah karena
ketempelan mahluk halus, ataukah kesambet, ataukah karena diguna-guna.
Kalau diguna-guna, apa penyebab awalnya, apakah orang itu menyalahi orang lain
?
Siapakah yang menjadi lawannya itu ? Apakah obatnya ?
Contoh lain, ada orang yang sudah berbulan-bulan sakit kepala berat, vertigo,
Sudah bolak-balik ke dokter dan rumah sakit, tapi tidak sembuh juga.
Pada pertemuan pertama kita sudah ada rasa, sudah bisa mendeteksi, berdasarkan
kepekaan rasa, bahwa sakitnya adalah karena pengaruh gaib.
Sesudah itu barulah dilakukan proses lebih lanjut, dianalisa dengan batin, yang
kemudian diketahui ternyata sakitnya adalah karena ada sesosok gondoruwo yang
bersemayam di kepalanya.
Jadi rasa adalah proses awal yang dirasakan, sebelum masuk proses selanjutnya
untuk dianalisa secara batin.
Begitu juga bedanya antara kekuatan rasa dan kekuatan kebatinan.
Misalnya penggunaan secara fisik :
Kekuatan rasa dilakukan secara spontan setelah merasakan adanya desakan
kekuatan rasa di dada.
Kekuatan batin dilakukan setelah menghimpun kekuatan kebatinan, sampai terasa
energinya seperti aliran tenaga dalam atau tubuh terasa tebal berselimut
energi, dan setelah mantap batinnya barulah kekuatan kebatinan itu digunakan.
Jadi, rasa adalah proses awal sebelum proses selanjutnya secara batin.
Ilham itu seperti ide-ide pemikiran yang terbersit di dalam pikiran, yang
mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Ide-ide pemikiran itu bisa juga merupakan
jawaban dari suatu permasalahan.
Firasat adalah rasa tentang suatu kejadian yang merupakan pertanda akan
terjadinya kejadian yang lain. Biasanya ditandai dengan rasa enak atau tidak
enak di hati ketika kejadian pertanda itu terjadi. Jadi suatu kejadian yang
merupakan pertanda / firasat ini bukanlah sekedar pengkultusan yang
menyama-ratakan bahwa terjadinya suatu kejadian pasti berarti akan terjadi
suatu kejadian yang lain.
Misalnya akan berangkat ujian pendidikan. Ketika sedang berbenah, pulpen kita
jatuh. Seketika itu juga muncul rasa tidak enak di hati. Ternyata terbukti
kemudian bahwa kita memang tidak lulus ujian.
Dalam hal ini, kejadian pulpen jatuh itu menjadi pertanda bahwa usaha kita akan
gagal. Rasa tidak enak di hati merupakan sebuah tanda / firasat bahwa kita akan
mengalami kejadian yang tidak mengenakkan.
Tetapi jangan dijadikan pengkultusan bahwa kalau pulpen kita jatuh berarti
ujian kita akan gagal, sehingga kita akan berusaha supaya pulpen kita tidak
jatuh.
Firasat itu ditandai dengan rasa di hati, bukan sekedar pada kejadiannya.
Diperlukan kepekaan rasa untuk bisa merasakan kejadian yang merupakan sebuah
pertanda. Firasat ini menjadi bentuk peringatan supaya kita lebih
berhati-hati dan waspada dan mengusahakan yang terbaik, supaya kejadian yang
tidak mengenakkan tidak sampai benar-benar terjadi pada kita. Baik atau buruk
suatu kejadian yang akan kita alami, biasanya sebelumnya ditandai dengan adanya
rasa di dada.
Intuisi adalah keseluruhan ide dan ilham, firasat, feeling, insting, wangsit,
prediksi, dsb, yang mengalir di dalam pikiran yang biasanya digunakan untuk
mengambil keputusan tertentu. Ada tipe orang-orang tertentu yang dalam
mengambil keputusan tertentu lebih mengandalkan feeling / insting, yang
keseluruhannya disebut intuisi, dan tidak mempertimbangkan bukti-bukti lain
atau perhitungan tertentu sebagai dasar pertimbangan.
Wahyu, pengertiannya secara umum adalah diturunkannya restu Tuhan (Dewa) kepada
seseorang yangkewahyon sesuai tujuan wahyunya. Wahyu ini hanya diturunkan
kepada orang-orang tertentu yang para Dewa berkenan, bukan kepada sembarang
orang, sehingga walaupun seseorang melakukan tapa brata atau bertirakat di
tempat yang wingit, tidak pasti kemudian orang itu akan mendapatkan wahyu.
Wahyu, dalam bahasa sehari-hari di masyarakat ada yang diartikan sama dengan
wangsit / wisik, yaitu suatu bentuk pemberitahuan / bisikan gaib kepada
seseorang tentang akan terjadinya suatu kejadian tertentu.
Rasa dan firasat seringkali dianggap tahyul dan klenik, karena itu kita
harus bisa membedakan sesuatu rasa, apakah itu hanya rasa biasa saja ataukah
rasa yang merupakan suatu pertanda tentang suatu kejadian
yang akan terjadi. Belajarlah peka terhadap bisikan-bisikan nurani. Jangan
mengabaikan bisikan hati dan firasat, tetapi juga jangan mengada-ada, jangan
melebih-lebihkan, jangan ber-ilusi.
Kekuatan batin dan kepekaan rasa berguna juga untuk mendeteksi keberadaan
mahluk halus, bukan untukmelihat gaib. Tetapi kalau sudah terbiasa
mengasah kepekaan rasa batin, biasanya sukma kita juga akan bekerja, sehingga
kita dapat mendeteksi sesuatu yang gaib dan bisa juga terbayang wujudnya
seperti apa. Kalau fokus kita bisa kuat dan lama dengan kepekaan rasa, maka
gambaran gaib yang kita terima juga akan lebih jelas. Dengan cara ini kita
menjalin komunikasi dengan sukma kita (roh sedulur papat), sehingga
pemberitahuan dari mereka berupa ide dan ilham dan gambaran-gambaran gaib
bisa kita terima dengan baik sinyalnya.
Orang-orang yang menekuni kebatinan biasanya juga mengerti
tentang kegaiban, memiliki kepekaan tertentu mengenai kegaiban, kegaiban hidup
dan kegaiban alam, dapat membedakan suatu rasa yang merupakan pertanda dari
akan terjadinya suatu kejadian, atau tentang kejadian-kejadian yang akan
datang, dsb, yang selain berasal dari pengetahuannya sendiri, biasanya juga
didapatkannya dari ilham atau bisikan gaib (wangsit).
Secara sederhana batin diartikan sebagai sesuatu yang
dirasakan manusia pada hatinya yang paling dalam.
Istilah batin dalam konteks keilmuan tidak sama persis dengan kosa kata
pengertian umum, karena pengertian batin dalam konteks keilmuan lebih banyak
arahnya kepada kebatinan dan ilmu kebatinan.
Sebagai pemahaman dasar, keilmuan kebatinan adalah jenis
keilmuan berdasarkan olah kebatinan, jangan disamakan dengan aliran ilmu gaib
yang mengedepankan amalan gaib dan mantra, dan jangan disamakan konotasinya
seperti cerita perdukunan di televisi.
Ilmu kebatinan adalah jenis keilmuan yang mengolah potensi
kebatinan manusia, mengolah potensi kegaiban sukmanya, rohnya. Dan itu tidak
selalu mudah bagi semua orang, karena tidak semua orang mampu "masuk"
ke dalam dirinya yang terdalam, lebih banyak orang yang hanya mampu mengolah
apa yang ada di luar, kulitnya saja, bukan yang ada di dalam. Dan jangan
berharap ada jalan pintas atau belajar cara mudah dengan hanya menghapalkan dan
mewirid amalan gaib dan mantra atau mengedepankan keampuhan khodam jimat dan
pusaka.
Dalam rangka mempelajari ilmu kebatinan seseorang harus bisa
mengedepankan batinnya, bukan pikirannya, untuk bisa peka rasa merasakan apa
yang ada di dalam batinnya yang terdalam, dan dengan olah kebatinan potensi
kegaiban kebatinan / sukma manusia itu digali dan ditingkatkan kualitasnya,
yang jika berhasil mencapai tingkatan tertentu kegaiban sukma manusia itu akan
dapat melebihi kegaiban roh-roh gaib yang ada di bumi ini.
Dalam rangka mempelajari ilmu kebatinan dan kegaiban jangan sekali-kali
menyombongkan nalar dan logika, kepintaran dan kejeniusan berpikir. Tidak semua
orang dengan pikirannya mampu mencerna sesuatu yang hanya bisa diinderai dengan
rasa dan batin, sesuatu yang nyata ada, tetapi tidak kelihatan mata, sehingga
banyak hal-hal gaib dan kegaiban sering dikatakan orang sebagai sesuatu yang
tidak masuk akal, dan dianggap mitos, pengkultusan dan klenik.
Dalam olah kebatinan dan kegaiban yang lebih banyak berperan
adalah rasa dan batin (olah rasa dan batin, bukan olah pikiran) dan kecerdasan
batin (bukan kejeniusan). Jika terlalu mengedepankan sikap berpikir, maka
sesuatu yang mudah diinderai oleh orang yang peka rasa akan sulit sekali
diinderai oleh orang yang terlalu mengedepankan sikap berpikirnya. Dalam hal
ini semua kegaiban itu bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal, tetapi akalnya
saja yang tidak sampai, akalnya saja yang tidak mampu mencerna. Mampu mencerna
saja tidak, apalagi menciptakan alat-alat modern untuk membuktikan kebenaran
atas hal-hal gaib.
Dalam hal ini sudah terjadi kesalahan metode dan sikap
berpikir. Hal-hal kegaiban hanya bisa diinderai dengan rasa dan kecerdasan
batin, bukan dengan pikiran atau kejeniusan berpikir atau sok berlogika. Semua
fakta-fakta dan bukti-bukti empiris harus didapatkan dengan olah rasa dan
batin, sesudahnya barulah dinalar dengan pikiran. Seharusnya orang bisa peka
rasa untuk menginderai kegaiban, sesudahnya barulah dinalar dengan pikiran.
Sebenarnya tidak harus seseorang menjadi seorang yang
mumpuni dalam hal kegaiban, karena semuanya tergantung pada unsur interest dan
aspek manfaat bagi masing-masing orang, tetapi sebaiknya minimal bisa peka rasa
supaya bisa merasakan dan mengetahui sesuatu yang sifatnya negatif yang akan
atau sedang terjadi pada dirinya sendiri maupun keluarga dan orang-orang
terdekatnya, supaya kemudian bisa melakukan tindakan preventif yang diperlukan.
Jangan membodohi diri dengan menganggap semua kejadian di dunia manusia bisa
dinalar dan bisa ditangani dengan cara-cara dan peralatan modern, apalagi cara-cara
dan peralatan modern pun masih mempunyai keterbatasan, tidak mampu untuk
digunakan mendeteksi, apalagi menangani, hal-hal yang terkait dengan kegaiban. Kebatinan
/ kegaiban dan cara-cara modern tidak saling menggantikan, tidak saling
menghapuskan, tetapi saling melengkapi kekurangan masing-masing.
Memang ada hal-hal yang dulu dianggap gaib, sekarang tidak lagi menjadi hal
gaib setelah bisa dibuktikan rahasianya dengan sikap berpikir dan
peralatan modern. Misalnya saja ada sebuah sendang, mata air atau sungai
yang walaupun airnya kelihatan bening dan bersih, tetapi akan membuat orang
sakit perut bila meminum langsung air mentahnya. Pada jaman dulu dianggap
tempat-tempat tersebut adalah angker, berpenghuni gaib, tidak boleh didatangi
manusia, yang bahkan jika mengambil dan meminum airnya saja akan membuat
orang sakit (dianggap kesambet). Tetapi pada jaman sekarang hal di atas
bukan rahasia lagi, karena sudah diketahui penyebabnya, yaitu adanya unsur
kuman di dalam air, yang tidak akan menyebabkan orang sakit meminumnya setelah
airnya dimasak terlebih dahulu.
Tetapi ada juga kegaiban yang sampai sekarang belum bisa ditemukan rahasianya dengan
sikap berpikir dan peralatan modern. Misalnya sampai sekarang manusia
belum bisa menemukan rahasianya mengapa air sungai Gangga di India bisa
bersih dari kuman (bakteri, virus, amuba), padahal airnya keruh dan
sehari-harinya sungai itu diisi oleh mayat-mayat dan bangkai manusia yang
mengambang (sungai Gangga menjadi tempat ritual melabuh jenazah dan
abu kremasi). Secara kebatinan / spiritual diketahui bahwa penyebabnya
adalah Dewi Gangga yang dengan kegaibannya menjaga kesucian sungai Gangga, tetapi
dengan sikap berpikir dan peralatan modernnya manusia belum bisa menemukan
rahasianya. Sekalipun bisa menemukan unsur yang membersihkan sungai Gangga dari
kuman, tetapi tidak ada manusia yang mampu meniru membuatnya, walaupun
sudah dilakukan penelitian dengan peralatan modernnya.
Atau juga dengan seketika manusia bisa menghilangkan kuman dan virus dari
tubuh manusia yang sedang sakit dengan menggunakan tenaga dalam atau khodam,
yang dengan peralatan modernnya manusia belum bisa menciptakan alat untuk
menirunya. Yang masih dilakukan sampai sekarang adalah membunuh kuman dan
virus dengan obat-obatan medis dan antibiotik.
Belajar Olah Rasa
Dalam keilmuan kebatinan dan spiritual, yang pertama
dan yang utama harus dimiliki dahulu
adalah kepekaan rasa batin, bukan kemampuan melihat gaib, bukan juga
pembukaan cakra-cakra tubuh. Kepekaan rasa itu juga yang nantinya akan
berlanjut dengan ide-ide / ilham yang mengalir di dalam pikiran yang akanmengantarkan
pada pengetahuan yang lebih tinggi.
Setelah dengan kepekaan rasa seseorang dapat merasakan sesuatu yang bersifat
gaib, yang tidak dapat diinderai dengan mata fisik, barulah kemudian dipertegas dengan
cara melihat gaib, atau dengan cara-cara kebatinan yang lain. Kalau sudah
terbiasa mengasah kepekaan rasa batin, biasanya sukma kita juga akan bekerja,
sehingga walaupun tidak bisa melihat gaib, tetapi kita dapat juga mendeteksi
keberadaan sesuatuyang gaib dan bisa terbayang sosok wujudnya seperti apa,
termasuk sosok gaib yang berdimensi tinggi.
Walaupun tidak harus, tetapi kepekaan rasa seringkali harus diasah melalui
perkumpulan kebatinan / spiritual atau berkumpul dengan orang-orang yang gemar
dengan hal-hal gaib.
Pada prinsipnya, berkomunikasi dengan sesuatu yang gaib, termasuk roh leluhur,
adalah dengan cara kontak rasa dan batin.
Kalau sudah bisa melihat gaib, maka itu bisa dilakukan dengan cara melihat gaib
dan saling bertatap muka, seperti orang yang sedang mengobrol.
Kalau belum bisa melihat gaib, maka itu dilakukan dengan cara kontak rasa dan
batin.
Jika kita sudah mempunyai sesosok halus yang mendampingi kita, bisa sukma
leluhur ataupun khodam pendamping, secara sederhana dan awam kontak batin
bisa dilakukan dengan cara memperhatikan ketika ada bisikan gaib di
pikiran atau hati kita, biasanya kita akan menyebut itu sebagai ide /
ilham yang mengalir di pikiran kita, bisa juga bentuknya firasat dan mimpi.
Mungkin saja itu adalah bisikan gaib yang diberikan oleh leluhur kita atau oleh
sosok halus pendamping kita. Bisikan itu bisa tentang apa saja. Dengan begitu
berarti kita sudah berusaha peka rasa. Nantinya cara kontak batin dan peka rasa
itu bisa menjadi seperti orang yang bertanya jawab.
Berikut ini kami tuliskan cara olah rasa sederhana yang diawali dengan meditasi
sederhana untuk mempertajam kepekaan rasa pada ujung-ujung jari tangan kita.
Meditasi ini untuk belajar merasakan adanya setruman listrik halus pada benda
jimat / mustika / pusaka sebagai tanda bahwa benda itu berpenghuni gaib (ada
kandungan energinya).
Ini adalah cara sederhana untuk mendeteksi apakah sebuah benda ada
isi gaibnya ataukah kosong, bukan untuk mengetahui gambaran sosok gaibnya atau
kegunaannya. Tetapi bila kepekaan batin / rasa sudah terbentuk,
biasanya juga dapat terbayang sosok gaib dan kegunaan / tuahnya.
Meditasinya bisa dilakukan dengan duduk di kursi ataupun duduk bersila, bisa 5
menit atau lebih (terserah anda) dan bisa dilakukan sambil berdoa / zikir :
1. Duduklah santai dengan punggung ditegakkan, tetapi tidak tegang dan
tidak juga terlalu santai.
Kedua tangan diletakkan di atas paha dan
terbuka menghadap ke atas.
Ujung ibu jari (jempol) ditempelkan dengan ujung jari
tengah.
Pejamkan mata. Dalam kondisi terpejam, pandangan mata
diarahkan santai ke bawah.
2. Tariklah nafas panjang dengan halus dan lepaskan juga dengan
halus. Lakukan dengan rileks.
Rasakan jalannya nafas. Rasakan detak jantung anda.
3. Tenangkan hati dan pikiran anda.
Sekalipun suasana tempat anda ramai, usahakan dapat
mencari keheningan di dalam keramaian.
Bisa juga sambil berdoa / zikir.
4. Ulangi langkah-langkah di atas sampai anda dapat merasakan
ketenangan dan keheningan dan
bisa merasakan setruman listrik halus di ujung ibu jari
dan ujung jari tengah.
Bila setruman itu sudah dapat dirasakan, teruskan saja
sampai setrumnya terasa kencang di jari-jari
tangan anda.
Jari tengah kemudian bisa diganti dengan jari telunjuk atau
jari manis atau tangan mengepal, supaya
semua jari dan kepalan tangan mendapatkan ketajaman rasa
yang sama.
5. Jika sudah dianggap cukup, sebagai penutup, bentangkan kedua
tangan ke samping dan hiruplah udara
bersih yang panjang beberapa kali dan rasakan
energi alam yang segar mengisi tubuh, hati dan pikiran
anda dan setelah itu anda merasa bersih,
sehat dan segar dan siap kembali beraktivitas.
Setelah tahapan latihan di atas sudah anda kuasai, anda sudah bisa merasakan
adanya setruman halus di ujung-ujung jari anda, maka anda sudah bisa lanjut ke latihan
berikutnya untuk menggunakan hasil latihan tersebut.
Meditasi berikut ini adalah untuk belajar merasakan adanya setruman listrik
halus pada benda jimat / mustika / pusaka sebagai tanda bahwa benda itu
berpenghuni gaib (ada kandungan energinya).
Tahapannya adalah sebagai berikut :
Tahap 1.
Benda yang akan kita rasakan keberadaan gaibnya kita pegang dengan ujung ibu
jari dan jari tengah, atau digenggam. Untuk batu akik, bendanya kita
pegang dengan ujung ibu jari dan jari tengah, atau digenggam.Untuk benda keris
atau tombak dan sejenisnya, memegangnya harus dilakukan di bagian logam
kerisnya, bukan di gagang kayunya, cukup sentuhkan ujung jari anda
pada bagian logamnya. Lakukan dengan cara santai dan sopan. Pegangan
tangan rileks, tidak kaku / keras menggenggam. Tenangkan hati dan pikiran.
Gunakan kepekaan rasa, fokus pada benda yang sedang dipegang.
Bila benda tersebut berpenghuni gaib di dalamnya, biasanya akan terasa di
tangan kita rasa setruman tipis. Bila rasa setrum itu kurang terasa, anda dapat
berkata dalam hati tetapi diarahkan kepada benda tersebut, kontak batin,
seolah-olah anda berkomunikasi dengannya : " Jika batu / keris ini ada isi
gaibnya, tolong berikan getaran kencang di tangan saya ". Lakukan
sugesti tersebut beberapa kali sampai anda yakin dengan rasa getaran di tangan
anda.
Jika benda tersebut ada berpenghuni gaib, biasanya akan dapat dirasakan
setruman energinya di tangan anda, bahkan ada yang sampai membuat genggaman
tangan seperti terasa keras kesemutan. Bila kosong tidak berpenghuni gaib, maka
tidak akan ada rasa setrumannya. Dalam hal ini kita harus teliti menentukan
apakah rasa setruman yang kita rasakan di tangan kita, jika ada, apakah benar
berasal dari benda tersebut ataukah berasal dari tangan kita sendiri, jangan
sampai keliru. Dalam hal ini kita harus memfokuskan rasapada setruman yang
berasal dari benda tersebut, bukan sekedar ada rasa setruman di
tangan kita.
Masing-masing benda yang berpenghuni gaib, akan memberikan rasa setruman yang
berbeda-beda. Ada yangsetrumannya halus tipis, ada yang keras terasa.
Halus atau kerasnya rasa setruman itu tidak menandakan tingkat kesaktian atau
kekuatan gaib di dalamnya, tetapi hanya menandakan perangainya yang halus
ataukah berwatak keras. Sosok gaib yang berwatak keras akan memberikan
rasa getaran / setruman yang lebih keras daripada sosok halus yang
berwatak halus. Selain itu, benda gaib yang khodamnya sudah keluar dari
bendanya mendampingi pemiliknya akan memberikan rasa setruman yang lebih halus
dibanding benda gaib yang khodamnya berada di dalam bendanya.
Cara ini juga dapat digunakan untuk merasakan keberadaan suatu mahluk gaib
di dalam tubuh seseorang untuk mengetahui apakah sakit yang diderita oleh
seseorang adalah sakit biasa ataukah karena adanya pengaruh energi negatif dari
sesosok gaib di tubuhnya (ketempelan / kesambet / guna-guna). Dengan telapak
dan ujung-ujung jari tangan kita coba merasakan posisi tempat keberadaan
gaibnya. Bila cara ini dilakukan terhadap bagian tubuh seseorang, lakukanlah
pendeteksian pada jarak beberapa sentimeter dari kulitnya.
Cara di atas juga dapat dilakukan pada jarak sejengkal atau dua jengkal dari
tubuh seseorang untuk merasakan apakah seseorang ada diikuti oleh sesosok gaib (ketempelan
/ kesambet / guna-guna / khodam pendamping).
Jika anda sudah cukup mahir, cara ini juga dapat digunakan untuk merasakan
posisi keberadaan sesosok mahluk halus di dalam suatu ruangan atau
lokasi tertentu. Julurkan tangan anda ke posisi-posisi tertentu ditempat-tempat
yang diduga ada keberadaan sesosok mahluk halus. Dengan telapak dan ujung-ujung
jari tangan kita coba merasakan posisi tempat keberadaan sosok gaibnya.
Pada bagian yang berpenghuni gaib kita akan merasakan bukan hanya rasa panas /
hangat / dingin dari hawa energi si mahluk gaib, tetapi juga rasa setruman dari
energinya di tangan kita. Cobalah beberapa kali di posisi lain di sekitarnya.
Posisi dimana suatu mahluk halus berada akan memberikan rasa yang berbeda
dengan posisi lain yang tidak berpenghuni mahluk halus.
Bila kepekaan batin / rasa sudah terbentuk, biasanya juga dapat terbayang
sosok wujud gaibnya dan tujuan keberadaannya disitu dan anda juga dapat
merasakan adanya rasa tertekan di dada.
Harus diperhatikan : cara ini termasuk berbahaya. Lakukanlah
secara hati-hati dan sopan. Pada saat kita latihan tersebut, jangan berpikir
dan bersikap bahwa kita akan melawan mahluk halus tersebut atau adu
kuat, sok berani dan tidak takut, apalagi menantang, tetapi tanamkan dalam
hati bahwa kita hanya berusaha untuk belajar mendeteksi. Jika selama berada di
tempat tersebut kita merasakan rasa merinding dan rasa takut yang mencekam, itu
berarti ada mahluk halus yang tidak suka dengan kehadiran kita. Untuk
amannya, sebaiknya kita menyingkir saja. Yang penting : sama-sama
selamat.
Tahap 2.
Bila kita sudah cukup mahir melakukan cara-cara di atas dan dapat mengsugesti
diri kita sendiri untuk dengan pasti menentukan posisi keberadaan suatu mahluk
halus, cara deteksi ini dapat ditingkatkan dengan melakukannya dari jarak yang
cukup jauh dari target sasaran yang akan kita deteksi, tidak harus kita datang
mendekat dan menyentuhnya.
Sebagai awal latihan tahap kedua ini, kita lakukan dahulu cara pertama di atas
sampai mahir, yaitu mendeteksi keberadaan suatu mahluk gaib dengan mencari
setrumannya di tangan kita. Cobalah kita bedakan dengan lokasi lain di dekatnya
sampai kita yakin bahwa disitu benar terdapat sesuatu yang
"gaib".
Kemudian kita coba dari jarak beberapa meter dari lokasi tersebut, julurkan
tangan anda dan salurkan energi anda melalui tangan anda dan sugestikan atau
bayangkan dalam pikiran bahwa tangan anda terjulur dan bisa mencapai target
sasaran dan energi anda bisa bersentuhan dan bisa merasakan keberadaan energi
gaibnya dan bandingkan dengan posisi lain di sekitarnya.
Perhatikan rasa di tangan dan rasa di dada mengenai jawaban keberadaan
mahluk halus tersebut.
Pada posisi tempat yang berpenghuni gaib kita akan merasakan adanya setruman
halus di jari-jari tangan kita dan adanya rasa berat tertekan di dada kita.
Rasa itu tidak akan kita dapatkan dari lokasi / posisi lain yang tidak
berpenghuni gaib.
Bila telah mendapatkan suatu posisi yang berpenghuni gaib, teruskanlah cara di
atas dan cobalah untuk membayangkan sosok gaibnya seperti apa (biarkan
ilham mengalir sendiri memberikan suatu bayangan gaib, jangan kita
membayang-bayangkan sosoknya atau ber-ilusi). Latihlah terus sampai anda yakin
berhasil menguasai tahap kedua latihan ini.
Bila menggunakan benda-benda gaib seperti keris atau batu akik, dengan cara
latihan sugesti di atas cobalah anda rasakan keberadaan energinya, dari jarak
dekat, kemudian dicoba lagi sampai jarak yang lebih jauh, dari jarak
sejengkal sampai jarak beberapa meter. Lebih baik kalau anda bisa merasakan
persentuhan energi anda dengan energi bendanya.
Tahap 3.
Setelah cukup mahir dengan tahapan pertama dan kedua di atas, cobalah
tahapan ketiga.
Pada tahapan ketiga ini cobalah untuk memperhatikan rasa di dada ketika
anda melakukan cara pertama dan kedua di atas.
Jika dalam latihan di atas anda sudah dapat merasakan rasa berat
tertekan di dada, jika anda sedang berada di dalam suatu ruangan atau
lokasi yang berpenghuni gaib, biasanya secara otomatis anda akan
merasakan rasa berat tertekan di dada. Kendalikan rasa tertekan di dada itu
dengan cara menekan nafas (bukan dengan cara mengatur nafas, tetapi dengan
menekan nafas) dan otot perut dikeraskan. Setelah kondisi anda normal
kembali, latihan berikutnya dapat dimulai kembali.
Latihan tahap ketiga dilakukan dengan tidak menjulurkan tangan. Cukup
sugestikan / bayangkan tangan anda terjulur mencapai target sasaran dan bisa
merasakan keberadaan energi gaibnya dengan memperhatikan rasa di dada. Latihan cara
ini bisa juga dilakukan dengan mengedepankan rasa di dada, dengan menekan rasa
di dada atau dengan membusungkan dada seolah-olah membenturkan rasa di dada
dengan keberadaan energi mahluk halus di hadapan kita.
Dengan cara ini kita belajar peka terhadap suasana alam di sekitar kita. Di
dalam suatu ruangan / lokasi, cobalah fokuskan rasa pada suatu tempat / posisi
tertentu, kemudian dicoba lagi pada tempat / posisi lainnya. Ketika
konsentrasi anda terfokus pada posisi yang berpenghuni gaib, anda akan merasakan
getaran dan rasa berat di dada. Coba juga dibayangkan sosok gaibnya seperti
apa.
Setelah anda cukup mahir dengan tahapan ketiga ini, anda akan dapat mendeteksi
keberadaan mahluk gaib di sekitar anda, atau mendeteksi keberadaan
mahluk halus di suatu tempat hanya dengan berdiam diri saja, atau dengan
melihat lokasinya saja dari jauh, atau hanya dengan melihat fotonya
saja, atau hanya dengan membayangkan suatu lokasi yang sudah pernah anda lihat
sebelumnya, atau membayangkan lokasi yang disebutkan oleh orang lain
yang bertanya kepada anda, dengan mengsugesti diri untuk fokus berkontak batin
atau kontak rasa dengan mahluk gaibnya atau dengan lokasinya.
Tahap 4.
Pada tahapan ini kita tingkatkan kualitas kemampuan kita di atas, yaitu selain
mempertajam kepekaan rasa tentang posisi keberadaan suatu mahluk halus dengan
rasa tertekan di dada, juga mempertajam kepekaan rasa untuk
mendapatkan informasi mengenai seperti apa wujud sosok gaibnya (melalui
ilham gambaran gaibyang mengalir dalam benak kita) dan belajar
berkomunikasi langsung dengan sosok gaibnya.
Usahakan untuk tidak mengedepankan pikiran, tetapi satukan rasa dengan keberadaan
sosok gaibnya. Jika gambaran sosok gaibnya sudah didapatkan,
terbayang di dalam pikiran anda, walaupun samar, fokuskan batinanda kepada
sosok tersebut, usahakan untuk bisa lama berfokus batin memperjelas gambaran
sosok gaib itu.Jika dalam proses ini anda merasa takut, atau merasakan rasa
yang tidak baik, sebaiknya jangan diteruskan. Mungkin kondisinya memang tidak
baik dan berbahaya.
Cara yang lebih aman adalah menerawang sosok gaib dari sebuah benda gaib,
seperti keris, batu akik atau mustika, atau bisa juga dilakukan kepada sosok
khodam pendamping, jika anda memilikinya. Usahakan untuk tidak
mengedepankan pikiran, tetapi satukan rasa dengan keberadaan energi dan
sosok gaibnya. Jika gambaran sosok gaibnya sudah didapatkan, walaupun
samar, fokuskan batin anda kepada sosok gaib itu untuk mempertajam
penglihatan batin anda.
Sambil kita fokuskan batin kepada sosok gaib itu sampaikan
pertanyaan-pertanyaan kita mengenai benda gaib itu kepada sosok gaib itu, apa
tuahnya, bagaimana kecocokkannya dengan seseorang, dsb, dengan cara
berkata-kata di dalam hati tetapi ditujukan kepada sosok gaibnya. Dengan cara
ini selain kita belajar "melihat" secara batin, juga kita belajar
"mendengar" secara kontak batin jawaban komunikasi dari sosok
gaib ituberupa ilham yang mengalir dalam benak kita. Lakukanlah dengan hormat.
Dalam semua laku kebatinan dan spiritual kita harus mengedepankan rasa dan
batin, bukan pikiran. Karena itu dalam proses latihan di atas kita harus
mengedepankan rasa dan batin, bukan pikiran. Biarkan ilham dan gambaran
gaib mengalir di dalam pikiran kita. Jika dalam kondisi itu kita beralih
menggunakan pikiran, maka kemudian aliran kontak batin itu akan terputus,
sehingga terpaksa kita harus mengulang lagi dari awal. Kalau semuanya sudah
dapat dimengerti dengan rasa dan batin, barulah kemudian dinalar dengan
pikiran.
Pada prinsipnya, berkomunikasi dengan sesuatu yang gaib, termasuk roh leluhur,
adalah dengan cara kontak rasa dan batin.
Kalau sudah bisa melihat gaib, maka itu bisa dilakukan dengan cara melihat gaib
dan saling bertatap muka, seperti orang yang sedang mengobrol.
Kalau belum bisa melihat gaib, maka itu dilakukan dengan cara kontak rasa dan
batin.
Bila kita berhasil menguasai tahapan ini berarti kita sudah belajar mempertajam
kepekaan rasa batin, sehingga walaupun keberadaan suatu sosok mahluk halus
tidak terasakan / terdeteksi kehadiran energinya dan tidak dapat dilihat dengan
kemampuan melihat gaib (karena mahluk halus yang berdimensi tinggi
semakin sulit dirasakan keberadaan energinya dan semakin sulit dilihat dengan
penglihatan gaib mata ketiga), tetapi kita bisa mendeteksi keberadaannya dengan
adanya rasa berat di dada pada jarak yang cukup jauh (sebelum muncul rasa
merinding) dan bisa juga terbayang sosoknya seperti apa. Selain itu
dengan kepekaan rasa kita juga bisa mengetahui tujuan keberadaan sesosok mahluk
halus, sifatnya berbahaya atau tidak, dsb.
Jika dalam latihan olah rasa di atas anda menggunakan benda-benda gaib,
misalnya keris atau batu akik berkhodam, jika anda memegang bendanya, akan
lebih baik kalau anda menyalurkan energi di tangan untuk merasakan persentuhan
dengan energi bendanya. Dengan cara itu biasanya kemudian akan ada kontak rasa
dan akan terbayang sosok gaibnya seperti apa, termasuk tuah dan kekuatannya.
Untuk menayuh benda-benda gaib melalui fotonya, akan lebih baik
jika dilakukan dengan cara sambil membayangkan benda aslinya
anda menyalurkan energi di tangan untuk bersentuhan dengan energi bendaaslinya,
biasanya kemudian akan ada kontak rasa dan akan terbayang sosok gaibnya
seperti apa, termasuk tuah dan kekuatannya. Dengan sambil membayangkan benda
aslinya nantinya pada fotonya itu anda juga bisa merasakan rasa setruman halus
di tangan anda yang menandakan apakah bendanya berkhodam. Begitu juga
kalau melihat foto orang, cara di atas dilakukan sambil membayangkan orangnya,
bukan sekedar memperhatikan fotonya.
Cara-cara latihan olah rasa di atas serupa dengan cara-cara olah rasa dalam
menayuh keris. Untuk belajar olah rasa, selain mengikuti panduan seperti
cara-cara di atas, sebaiknya anda juga belajar olah rasa dalam menayuh keris,
panduan latihannya sudah dituliskan dalam halaman yang berjudul Ilmu Tayuh / Menayuh Keris.
Bila anda cukup mahir dengan tahapan keempat ini, berarti anda sudah melatih
kepekaan dan ketajaman rasa batin, dan bila dengan cara ini anda juga
dapat mengetahui wujud sosok-sosok gaib yang anda temui (denganilham gambaran
gaib yang mengalir di pikiran anda), berarti anda sudah memasuki tahapan
cara melihat gaib secara batin. Setelah anda mahir dengan semuanya itu, intuisi
anda akan tajam dalam banyak hal. Anda juga dapat berperan sebagai konsultan
supranatural untuk teman-teman anda.
Cara-cara latihan di atas juga akan melatih rasa kepekaan dan
ketajaman batin kita dalam banyak hal, dan termasuk juga menjadi salah satu
cara untuk belajar "mendengarkan" pikiran orang lain.
Kelemahan melihat gaib secara batin adalah sifat penglihatannya yang tidak
langsung, dan seringkali terjadipada para pemula, penglihatannya hanya
bisa dibatin saja, mengawang-awang, tidak bisa dipastikan apakah yang dilihatnya
itu sungguhan atau hanya halusinasi saja. Kelemahan ini bisa diatasi kalau saja
kita dapat kuat lama dalam fokus batin dan bisa berinteraksi langsung secara
energi dengan sosok-sosok gaib yang kita lihat seperti dengan cara-cara di
atas, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok itu benar ada di tempat
keberadaannya yang kita lihat.
Pada orang-orang kebatinan jaman dulu, kegaiban batin dan sukma mereka selain bisa
untuk mendeteksi suasana gaib di lingkungan mereka, mereka juga dapat
menggerakkan kekuatan batin dan sukma mereka untuk mengusir / menyerang /
menarik / menundukkan atau berkomunikasi dengan sosok-sosok gaib, sehingga
kelemahan melihat gaib secara batin itu tidak berlaku bagi mereka. Kelemahan
itu hanya terjadi pada orang-orang yang hanya mengandalkan kepekaan rasa dan
batin saja, dan tidak mempunyai kemampuan lain yang lebih dari itu.
Karena itu sebaiknya kita melatih olah energi, dengan latihan tenaga dalam
murni atau meditasi energi (baca:Meditasi dan Energi), atau cara-cara kebatinan lain
yang ada. Satu hal yang harus diperhatikan, gunakan selalu sebelumnya
untuk pagaran diri, dan jika naluri anda merasakan hal berbahaya, sebaiknya
jangan diteruskan. Yang penting : sama-sama selamat.
Bagi anda yang sudah mengikuti pelatihan tenaga dalam murni, maka dalam rangka
mendeteksi keberadaan mahluk halus di atas anda dapat memancarkan energi anda
melalui telapak tangan dan usahakan peka rasa untuk merasakan adanya benturan
energi anda dengan energi sosok mahluk halusnya (sugestikan bahwa energi anda
tidak bersifat menyerang atau mengganggunya, hanya bersentuhan saja). Dari rasa
benturan energi itu cobalah untuk menentukan bentuk wujud mahluk halus
tersebut, besar-kecilnya, dsb.
Dalam penggunaan sehari-hari kepekaan rasa dapat digunakan untuk merasakan
suasana alam di sekitar anda. Misalnya ada teman anda yang sedang sakit. Dengan
kepekaan rasa anda bisa mengetahui apakah teman anda itu sakit biasa ataukah
sakit karena gangguan / ketempelan mahluk halus. Rumah anda atau di suatu
tempat lain anda bisa merasakan apakah tempat tersebut berpenghuni gaib.
Sama dengan melihat orang lain atau fotonya, kita bisa merasakan apakah orang
tersebut berwatak baik atau jahat. Begitu juga dengan mahluk halus dan khodam,
kita bisa merasakan hawa teduh atau panas, baik atau jahat, berbahaya atau
tidak, dsb. Begitu juga dengan suasana alam di sekitar kita, rasanya akan
berbeda kalau ada keberadaan sosok kuntilanak, atau jin, atau gondoruwo, atau
ada keberadaan mustika dan pusaka di alam gaib, dsb. Sosok-sosok halus yang
kita rasakan keberadaannya juga bisa dikenali perwatakannya, apakah berwatak
baik atau jahat, dari golongan putih ataukah hitam.
Berarti tinggal ditambah lagi melatih kepekaan rasa supaya bisa juga mengenali hawa
/ rasa energi masing-masing sosok halus, karena masing-masing sosok halus
mempunyai rasa sendiri-sendiri mengenai hawa / aura energinya, sesudah itu
barulah dipertegas dengan melihat gaib untuk melihat rupa sosoknya.
Cara lain mengolah kepekaan rasa dan bagi anda yang memiliki benda-benda
gaib, khodam pendamping atau ketempatan khodam leluhur, ada beberapa panduan
yang berguna untuk mengoptimalkan fungsinya, seperti yang tertulis dalam :
- Ilmu Tayuh / Menayuh Keris
- Menyatukan Keris dgn Pemilik.
- Mengoptimalkan Fungsi Keris
- Olah Sukma dan Kebatinan
Kekuatan Rasa
dan Sugesti
Olah rasa berhubungan dengan kepekaan rasa batin dan indra ke 6 manusia.
Dengan rasa, orang akan lebih peka terhadap sesuatu yang bersifat gaib,
dapat mendeteksi / merasakan keberadaan sesuatu yang gaib, dapat mendeteksi apakah
sakit yang diderita oleh seseorang merupakan sakit biasa ataukah karena adanya
pengaruh energi negatif dari suatu sosok mahluk halus (ketempelan gaib,
kesambet, disantet, guna-guna, dsb), dapat mengetahui cara penyembuhannya dan
dapat merasakan sesuatu yang akan terjadi (feeling / intuisi).
Setelah dengan cara-cara latihan kepekaan rasa di atas anda juga dapat
merasakan rasa tekanan / desakan di dada, berarti anda sudah mulai dapat
merasakan kekuatan rasa di dada. Latihlah terus cara-cara di
atas untuk membangkitkan dan menghimpun kekuatan rasa di dada. Kekuatan rasa
adalah dasar dari tenaga batin (dasar dari kekuatan sukma yang mengisi tubuh
seseorang).
Dengan olah sugesti kekuatan rasa dapat anda manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Cara menggunakan kekuatan rasa itu tidaklah dengan dipikirkan
dahulu atau dengan mengempos seluruh tenaga, tetapi harus dilakukan secara
spontan bersamaan dengan rasa desakan nafas di dada (ada timing waktunya).
Misalnya akan mengangkat beban yang berat, maka mengangkatnya harus dilakukan
secara spontan bersamaan dengan adanya rasa desakan nafas di dada, dilakukan
sambil menekan rasa di dada. Dengan cara itu bebannya akan terasa lebih
ringan.
Kekuatan pukulan yang dilambari kekuatan rasa, dengan menekan rasa di dada ,
walaupun tidak dilakukan sepenuh tenaga, efeknya akan berkali-kali lipat
dibanding pukulan biasa sepenuh tenaga (ada efek gaibnya). Dari pengamatan
Penulis, ada seorang petinju (mantan) yang dalam bertanding ia selalu
menggunakan kekuatan rasa dalam pukulan-pukulannya. Walaupun pukulan-pukulannya
tidak dilakukan sepenuh tenaga, sehingga ia bisa menghemat tenaga, tetapi
pukulan-pukulannya dikatakan oleh lawan-lawannya sebagai terasa menyengat.
Petinju itu adalah Muhamad Ali.
Jika anda dapat mengsugestikan kekuatan rasa itu menyatu ke seluruh tubuh,
menjadikan tubuh terasa tebal bertenaga, hasilnya akan luar biasa, kekuatan
anda akan sama seperti 10 orang sekaligus. Apalagi kalau anda juga
mempunyai tenaga dalam, jika bisa menyatukannya dengan kekuatan rasa maka
efeknya akan menjadi berlipat-lipat.
Kekuatan rasa ini juga mempunyai kegaiban tersendiri jika diwujudkan dalam
kata-kata. Berkata-kata dengan dilambari getaran kekuatan desakan rasa di dada,
dengan menekan rasa di dada , pengaruhnya akan sama seperti
menggunakan ajian kewibawaan / penundukkan, ajian gelap ngampar, gelap
sayuta, gelap saketi atausenggoro macan.
Dengan demikian tanpa ajian / amalan gaib kesaktian dan tanpa tambahan khodam,
dengan kekuatan rasa itu kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang
pengaruhnya mirip dengan menggunakan ajian kesaktian.
Ketika langit sedang dalam kondisi mendung tebal kita dapat membubarkan
konsentrasi mengumpulnya awan dengan sugesti kekuatan rasa (ditambah
visualisasi). Dengan menekan rasa di dada kita visualisasikan kita
mengeluarkan segulungan energi yang besar yang mendorong awan-awan ke belakang
dan ke samping kiri-kanan, sehingga kemudian konsentrasi awan itu menjadi
berkurang.
Rahasia kekuatan rasa adalah adanya penyatuan kekuatan roh sedulur papat dengan
roh pancer kita (secara satu kesatuan menjadi kekuatan sukma). Dengan
bersugesti menggunakan kekuatan rasa itu berarti kita sudah menyatukan kekuatan
roh sedulur papat dan pancer kita, menjadi satu kesatuan kekuatan sukma,
sehingga menjadi satu kesatuan perbuatan yang mempunyai efek kegaiban
tersendiri, yang hasilnya akan berbeda dibanding hanya menggunakan kekuatan
fisik saja walaupun dilakukan sepenuh tenaga.
Contoh-contoh di atas adalah contoh-contoh penggunaan sugesti kekuatan
rasa dan batin pada tingkatan dasar. Pada tingkatan kemampuan kebatinan
yang tinggi (dengan olah kebatinan) kekuatan rasa ini dapat digunakan untuk
segala perbuatan yang berhubungan dengan kegaiban, untuk menyembuhkan /
mengusir sakit / penyakit seseorang, mengusir / menyerang / menundukkan /
menangkap mahluk halus tingkatan rendah sampai yang kelas atas, untuk
mempengaruhi / mengendalikan pikiran seseorang atau mahluk halus,untuk
memusnahkan keilmuan gaib, khodam dan tenaga dalam seseorang, dan untuk
mendatangkan ide / ilham dan wangsit dan pengetahuan spiritual tingkat tinggi
yang mengantarkan seseorang menjadi linuwih danwaskita.
Kekuatan rasa menjadi dasar dari kekuatan kebatinan.
Cara penggunaannya adalah dengan menggerakkan kekuatan rasa, dengan menekan
rasa di dada.
Seperti contoh latihan belajar olah rasa di atas, setelah dengan rasa di dada
kita bisa merasakan keberadaan sesosok mahluk halus, kemudian dengan :
menekan rasa kita mendesak / mendorong keberadaan sosok halus itu pindah
dari posisinya semula, atau
menekan rasa untuk menyingkirkan keberadaan bakteri, virus, dsb, dari
sakit-penyakit seseorang (dibuang jauh ke luar angkasa).
Jika seseorang sudah menguasai kekuatan rasa dan kebatinan, untuk keperluan
pembersihan gaib orang akan bisa mengukur kekuatannya sendiri ketika berhadapan
dengan sosok-sosok gaib tertentu. Jika seseorang sudah menguasai kekuatan
kebatinan yang cukup tinggi, melakukannya tidak perlu dengan cara melihat gaib,
cukup dengan cara kontak rasa untuk mendeteksi sasarannya (keberadaan gaibnya),
kemudian kita pancarkan energi kebatinan untuk mengusirnya.
Harap diperhatikan, penggunaan kekuatan rasa di atas adalah dengan menekan
rasa untuk mendorong ataumenggeser posisi keberadaan
sesosok mahluk halus, bukan untuk memukul / menyerang, jangan sampai malah
berbalik mahluk halus itu kemudian menyerang kita. Kita sendiri harus bisa
mengukur kekuatan kita, jangan sampai ternyata kekuatan kita lebih rendah
daripada sosok halus itu, sehingga kemudian kita menjadi celaka. Kalau belum
kuat secara kebatinan, kekuatan rasa itu jangan digunakan untuk menyerang.
Karena itu sebelumnya kita harus belajar "membangun" kekuatan rasa
dan kekuatan kebatinan terlebih dulu. Selain meningkatkan kemahiran latihan
oleh rasa di atas, membangun kekuatan rasa dan kebatinan bisa juga dengan
mengikuti contoh dalam tulisan :
- Olah Batin dan Kebatinan
- Olah Spiritual dan Kebatinan
- Sedulur Papat Kalima Pancer
- Kebatinan dalam Keagamaan
- Meditasi Energi
- Sukma Sejati
Sedapat mungkin semua kekuatan kebatinan dan energi yang berhasil dihimpun
dapat diolah menjadi kekuatan rasa dan dapat disatukan dengan kepekaan rasa,
supaya menjadi satu kesatuan kemampuan.
sumber:
https://sites.google.com/site/thomchrists/Kebatinan-dan-Spiritual/Olah-Rasa