Kedudukan Manusia di Alam Semesta

Segala puji syukur tak lupa kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan kita nikmat iman islam ihsan sehat wala’fiat dan nikamat lainnya yang tak tehitung tak terhitung banyaknya sebagaimana dalam firmannya yang artinya “ dan jika engkau menghitung nikmatku,tidak akan sanggup meghitungnya “ sholawat serta salam tak lupa kita hanturkan kepada nabi besar Muhammad S.A.W.pembawa cahaya kasih sayang pada semesta alam dan berjuang dengan seluruh jiwa dan raganya sepanjang hayatnya semata mata hanya untuk menegakan panji panji islam dari ufuk barat sampai ufuk timur. hingga agama ini benar benar berdiri tegak menguasai peradaban dunia pada masa keemasannya sebelum pada akhirnya mulai runtuh dengan sendirinya Karena umatnya yang mulai megikiskan etika dan ajaran yang beliau ajarkan.

Sebelum masuk pada pembahasan tentang lebih mulia mana antara manusia dengan malaikat,ada baiknya kita mengetahui siapa itu malaikat?, Malaikat adalah suatu alam yang halus ,mereka memang mempunyai suatu alam yang tersendiri, berdiri dalam bidangnya sendiri, bebas menurut hal-ihwalnya sendiri, tidak dihinggapi oleh sifat yang biasa diterapkan terhadap manusia, misalnya hubungannya dengan kebendaan (materi keduniaan), juga mereka mempunyai kekuasaan dapat menjelma dalam rupa manusia atau lain bentuk yang dapat dicapai oleh rasa dan penglihatan. Hal ini jelas sebagaimana kedatangan Jibril a.s. ke tempat Sayidah Maryam saat ia menjelmakan dirinya dalam bentuk manusia seperti yang disebut dalam Alquran, “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam (yang tersebut) dalam Alquran, ketika ia berangkat meninggalkan keluarganya ke suatu tempat yang terletak di sebelah timur. Ia membuat tabir (yang melindunginya) dari mereka. Kemudian Kami (Allah) mengutus Ruh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (sebagai seorang) manusia yang sebenarnya.” (Q.S. Maryam:16-17).

Sedangkan manusia adalah makhluk ciptaan allah swt yang allah ciptakan dengan paling sempurnanya bentuk yang dijelaskan dalam alquran “ Dan sungguh kami ciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna “hanya saja manusia yang diciptakan Dengan hawa nafsu terkadang memang tak kuat dengan hiasan permata dunia hingga menjerumushkan dirinya sendiri di tempat yang paling hina dan akibat perbutannya lalai dalam melaksakan kewajiaban dan melakukan sesuatu yang dilarang allah swt.kecuali para nabi dan rasul yang jelas jelas allah jaga dan ma’sum dari hal yang demikian itu tapi,memang pada hakikatnya adanya alam semesta ini karena adanya manusia yang diciptakan lebih mulia dari makhluk sejagat raya temasuk malaikat,yaitu baginda besar nabi Muhamad S.A.W.yang mendapatkan gelar tak tanggung tanggung dengan gelar RAHMATAN LIL A’LAMIIN.

Lebih mulia manakah antara malaikat dengan manusia ?
Untuk memasuki pembahasan yang lebih spesifik tentang kedudukan malaiakat dengan manusia,terlebih dahulu kita harus mengetahui yang dimaksud manusia disini adalah para nabi dan rasul,tentunya kita membicarakan nabi besar kita ,nabi muhammad saw dan mungkin sedikit dari para waliyullah yang mempunyai derajat ketakwaan yang sangat tinggi di sisi allah swt.,bukan seperti kita,hanya manusia biasa yang tiap hari ada saja perbuatan dosa yang kita lakukan sehingga kita salah membandingkan malaikat yang selalu taat perintah allah dengan diri kita seolah kita lebih mulia dari malaikat.

MANUSIA LEBIH UTAMA DARI MALAIKAT
manusia lebih utama dan lebih mulia dari pada malaikat, sebagaimana yang nyata tentang kelemahan malaikat menjawab berbagai pertanyaan yang dikemukakan oleh Allah swt. kepada mereka mengenai nama-nama benda yang tertentu, sedangkan Adam a.s. dapat memberikan jawabannya dengan tepat dan benar. Jadi Allah Taala telah memuliakan manusia dengan mengaruniakan ilmu pengetahuan yang tidak diberikan kepada malaikat, juga manusia diberi keistimewaan untuk mengenal dan mengetahui bermacam-macam benda dan barang. Selain itu Allah Taala pernah memerintahkan kepada malaikat untuk memberi penghormatan kepada Adam a.s. Hal ini rasanya cukup sebagai bukti bahwa Allah Taala sengaja menunjukkan bahwa memang manusia yang lebih utama dan lebih mulia daripada malaikat sendiri.

Allah swt. berfirman, “Dan Allah mengajarkan kepada Adam akan beberapa nama, kemudian Allah memperlihatkan semuanya (benda-bendanya) kepada malaikat, kemudian Dia berfirman, ‘Beritahukanlah pada-Ku nama-nama semuanya ini, jika kamu semua benar!’ Malaikat berkata, ‘Maha Suci Engkau, kita tidak mengetahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kita, sesungguhnya Engkau adalah Maha Mengetahui lagi Bijaksana.’ Allah berfirman, ‘Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama semuanya itu.’ Setelah Adam memberitahukan semua nama-namanya, Allah lalu berfirman, ‘Bukankah sudah Kukatakan padamu semua bahwa sesungguhnya Aku mengetahui kegaiban-kegaiban di langit dan bumi, juga Aku mengetahui apa yang kamu semua tampakkan dan yang kamu semua sembunyikan.’ Maka di kala itu Kami berfirman kepada malaikat, ‘Berilah penghormatan kepada Adam.’ Kemudian mereka pun menghormat padanya selain iblis. Ia enggan dan menyombongkan diri dan ia termasuk dalam golongan orang-orang yang kafir (tidak beriman).” (Q.S. Al-Baqarah:31-34)

Dari sudut lain, kita dapat mengetahui bahwa ketaatan yang diberikan oleh malaikat adalah suatu hal yang terjadi secara otomatis (dengan sendirinya), mereka meninggalkan kemaksiatan pun tidak perlu dengan menekan jiwa atau diusahakan dengan sesungguh-sungguhnya karena memang diciptakan tanpa hawa nadsu.Jadi tanpa dipaksa pun sudah dapat menghindarkan diri dari kemaksiatan. Oleh sebab itu, mana pun yang dapat dinamakan keutamaan bagi golongan malaikat dalam hal ketaatan dan kebaktian, juga dalam meninggalkan kemaksiatan, sedangkan kedua hal tersebut mereka laksanakan sebagai suatu hal yang sudah semestinya berjalan demikian. Jadi tidak ubahnya dengan berkembang-kempisnya jantung mengalirkan darah dan gerakan kedua paru-paru ketika bernafas. Sedangkan manusia tidak seenak itu dalam beribadah, berbakti serta meninggalkan kemaksiatan dan berbuat dosa. Ia harus berjuang dengan segenap tenaga dan jiwa melawan kehendak hawa nafsu, memerangi ajakan setan, memaksakan diri untuk melakukan ketaatan dan bekerja keras guna menyempurnakan kesucian jiwa meluhurkan ruh dan membersihkan hati, baik ia melakukannya dengan senang hati atau hanya terdorong oleh rasa takut kepada siksaan. Di sinilah letak perbedaan yang jelas, bahwa manusia memang lebih mulia daripada malaikat.

Keterkaitan dengan Kisah harut dan marut
Tahukah kalian dengan cerita malaikat yang diutus ke dunia harut dan marut,awalceritanya, para malaikat mempertanyakan kepada allah tentang keberadaan manusia yang mulai berma’siat kepadadanya seperti yang diriwatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja’far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas r.a. berkata Ibnu Abbas: “Semakin lama makin banyak juga manusia anak cucu Adam di permukaan bumi ini. Dan semakin banyak pula kerusakan dam maksiat yg mereka lakukan. Diantaranya mereka kafir terhadap allah.

Melihat fenomena dan kejadian itu para Malaikat dilangit lalu berkata kepada allah:
Ya Tuhanku, alam yg Engkau ciptakan untuk tempat berbakti dan beribadat terhadap Engkau, sudah dijadikan oleh manusia menjadi tempat maksiat (mengingkari) ajaranEngkau, mereka saling membunuh, berzina, berjudi, mencuri dan minum minuman keras, serta memakan harta anak yatim dan mengkafirkan Engkau wahai tuhanku .Kepada para Malaikat diperintahkan oleh Allah untuk memilih dua Malaikat, lalu mereka memilih Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat itu lalu diutus untuk turun kebumi. Kepada kedua Malaikat itu, allah membangkitkan semua hawa nafsu seperti layaknya manusia keturunan Adam dan Hawa. Kepada kedua Malaikat ini diperintahkan oleh agar beribadat dan mematuhi perintahAllah, dan jangan mempersekutukan Tuhan, kepada keduanya, melarang agar jangan saling membunuh, memakan makanan haram, berzina, mencuri dan minum minuman yg memabokkan. Kedua Malaikat itu lalu turun kebumi dan tinggal untuk beberapa lama, menghukum antara yg haq, yaitu dizaman Nabi Idris a.s.

Dikala itu ada seorang wanita yg kecantikannya ditengah wanita wanita sebagai venus (bintang kejora) ditengah segala bintang, kedua Malaikat itu lalu mendatangi wanita itu, mulai merayu untuk menyerahkan kehormatannya. Wanita itu menolak, kecuali keduanya itu mau menganut agama yg dianutnya. Kedua Malaikat itu lalu menanyakan agama apa yg dianut wanita itu, wanita itu lalu mengeluarkan berhala (patung) dan berkata: inilah yg aku sembah. Kedua Malaikat itu menjawab: Kami tidak ada keinginan menyembah patung itu, lalu keduanya pergi dengan sedih. Kemudian kembali keduanya mendatangi wanita itu dengan maksud yg sama, yg juga dijawab dengan jawaban seperti waktu pertama tadi. Sehingga keduanya kembali dengan hampa, dan demikian pula kali yg ketiganya.
Karena keduanya tidak mau menyembah berhala, maka wanita itu menyuruh pilih 1 diantara 3 perkara yaitu:
1. Menyembah berhala.
2. Membunuh
3. minum tuak.

Keduanya berfikir bahwa pertama dan kedua tidak pantas, yg lebih ringan dosanya adalah minum tuak. Lalu kedua Malaikat itu minum tuak, dan baru baru saja keduanya minum tuak itu, keduanya menjadi mabok, lalu melakukan hubungan intim dengan wanita itu. Dan karena keduanya takut bahwa wanita itu akan menceritakana pelanggaran berat kepada orang banyak, lalu kedua Malaikat itu membunuh wanita yg itu. Setelah kedua Malaikat itu sembuh dari maboknya, dan menyadari bahwa keduanya sudah melakukan dosa dosa yg amat berat, begitu kedua Malaikat itu mau naik ke langit, tetapi sudah tidak sanggup, sebab antara langit dan bumi dipasang tutup untuk keduanya.

Melihat kejadian itu, sadarlah seluruh Malaikat yg ada dilangit, bahwa manusia yg tidak kenal alam gaib pantas tidak takut berbuat dosa, sehingga para Malaikat dapat mengerti kalo banyak manusia yg berbuat dosa. Sejak saat itu seluruh Malaikat dilangit, disamping memujiAllah, mereka slalu berdoa agar Allah sudi kiranya mengampuni dosa dosa manusia yg beriman yg tinggal dibumi ini.
Terhadap kedua Malaikat yg dijadikan percobaan itu, Allah memberikan kepada mereka ,pilih menjalani siksa dunia atau siksa akhirat. Lalu keduanya memilih siksa dunia, karena dunia ini tidak kekal. Sedangkan siksa akhirat adalah siksa yg kekal, begitulah kedua malaikat itu disiksa didunia, dan bebas dari siksaan yang akan dihadapinya kelak diakhirat .

Dari ringkasan cerita diatas nyata sekali bagaimana Para malaikat akhiarnya menyadari betapa beratnya para manusia berjuang melawan hawa nafsunya sendiri untuk selalu taat atas perintah perintah yang allah berikan sedang mereka enak saja tidak diberikan hawa nafsu seprti halnya manusia dan akhirnya mengakui kemulaian manusia yang bisaberjuang melawan berbagai macam godaan di dunia yang fana ini, hingga pada akhirnya manusia mempunyai derajat kemuliaan lebih tinggi dari pad malaikat.

Penghormatan kepada nabi nabi untuk semesta alam
Merupakan suatu penghormatan yang amat besar bawasannya nabi memang diciptakan untuk rahmat semesta alam ini terbukti dengan firman allah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad Saww diutus sebagai “rahmat bagi alam semesta” (QS Al-Anbiya, 21 : 107). Dan Muhammad adalah utusan Allah, mengatakan : “kalimat-kalimat Alquran semacam itu merupakan dasar bagi pemuliaan Muhammad yang jauh melampaui penghormatan yang biasanya diberikan kepada siapapun yang ada dijagad raya ini termasuk malaikat sekalipun dan perlu kita ketahui pula,diciptakannya manusia itu di dunia dengan adanya tanggung jawab dan tantangan yang harus dihadapinya agar semua mahluk di muaka bumi ini taat dan patuh atas perintahnya ,tak adanya pertumpahahan darah dan semua kemaksiatan yang ada dimuka bumi ini.tentu saja ini merupakan sebuah tugas teramat berat,lebih lebih manusia diciptakn dengan hawa nafsu!Tapi apa nyatanya?,seorang baginda nabi besar kita berhasil menjalnkan semua tugas itu dengan sempurna sebelum akhirnya beliau wafat.dan jika lebih memperdalam lagi dengan hadist qudsi yang artinya berbunyi (“Kalau bukan karena engkau muhammad, Kalau bukan karena engkau muhamad tak kan aku ciptakan semesta alam.”)dari hadits qudsi diatas,adanya perulangan kata yang berarti penekanan. benarlah adanya alam ya kerena adanya manusia yang telah allah atur sebelum adanya jagad raya ini.

Berbeda dengan maliakat,mereka diciptakan memang hanya taat dan patuh pada perintahnya tanpa adanya sebuah godaan ataupun tantangan yang akan mereka hadapi ,disinilah terlihat jelas letak kemuliaan manusia dari pada manusia,apalagi ketika ingin diciptakannya manusia untuk menjadi kahlifah di muka bumi para malaikat mempertanyakannya kepada allah dan Para malaikat berpikir bahwa jika Allah ingin mengangkat wakil di bumi, maka wakil tersebut haruslah jauh dari segala macam dosa dan kejahatan, serta sepenuhnya mentaati Allah. Dengan pengetahuan yang mereka miliki tentang alam dan watak-watak manusia, para malaikat merasa heran, mengapa Allah SWT bukannya memberikan kedudukan mulia seperti itu kepada para Malaikat yang selalu berada dalam ibadah dan ketaatan kepada-Nya, tetapi memberikannya kepada manusia.sperti yng dijelaskan yang artinya “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada para Malaikat: “Aku akan menciptakan seorang khalifah di bumi”. Para Malaikat berkata: “Apakah Engkau akan menciptakan orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan mengalirkan darah, sementara kami selalu bertasbih dengan memuji serta mengagungkan-Mu. Allah berkata: “Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui”Q.S.Albaqarah 01:30”.

Di dalam ayat-ayat sebelumnya Allah berbicara tentang nikmat-nikmat materi-Nya yang tak terhitung bagi para penghuni bumi. Sedangkan ayat ini menjelaskan posisi dan kedudukan maknawi manusia, yang membuatnya pantas menerima segala nikmat itu. Setelah menciptakan manusia, Allah SWT menyodorkan permasalahan ini kepada para malaikat, yaitu bahwa Adam memiliki kelayakan dan kepantasan sedemikian besar, sehingga Allah telah menetapkannya sebagai khalifah-Nya di bumi.Dalam menjawab pertanyaan para malaikat, Allah SWT berfirman: “Kalian hanya melihat titik kelemahan manusia. Sedangkan kalian tidak mengetahui segi-segi positifnya yang sangat berharga. Akan tetapi Aku mengetahui sesuatu yang kalian tidak mengetahuinya. Jika kalian menganggap bahwa tasbih dan tahmid yang selalu kalian lakukan itu sebagai alasan kelebihan kalian atas manusia dalam mencapai kedudukan sebagai khalifatullah, maka ketahuilah bahwa diantara umat manusia terdapat banyak orang yang lebih unggul dari pada kalian dan memiliki kelayakan untuk menduduki pangkat mulia ini.

Tentu saja perlu ditegaskan bahwa bukan semua manusia memperoleh kedudukan khalifatullah di muka bumi. Allah telah menciptakan manusia “fi ahsani taqwim” dengan sebaik-baik penciptaan, dan telah meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuh manusia, maka hendaklah manusia memelihara sebaik-baiknya semua potensi yang telah Allah berikan itu, sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah di muka bumi.Contoh dari orang-orang yang demikian itu, yang telah terpilih sebagai khalifatullah di bumi, ialah para nabi, para Imam, mukminin dan solihin serta para syuhada. Ketika manusia tidak mampu memelihara potensi-potensi Ilahi itu dan merusaknya, jadilah mereka sama seperti hewan bahkan keadaan mereka lebih buruk lagi, sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Quran: “Ulaaika kal an’am bal hum adhal” “Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi”. Jelas sekali bahwa ditunjuknya manusia sebagai wakil Allah di bumi, sama sekali tidak menunjukkan kelemahan Allah dalam mengatur bumi.

Tetapi menunjukkan kemuliaan dan keutamaan kedudukan manusia yang memperoleh kelayakan untuk mendapatkan kedudukan khalifatullah yang lebih mulia dari semua cipatanya dan perlu kita ketahui pula bahwa sistem penciptaan dan pengaturan alam ini berjalan di atas dasar hukum kausalitas. Artinya, meskipun Allah SWT mampu secara langsung mengatur dan mengelola alam jagat raya ini, namun untuk menjalankan segala urusan Allah menciptakan perantara-perantara dan sebab-sebab, sebagaimana berkenaan dengan para malaikat Allah berfirman: “Dan demi para Malaikat yang mengatur urusan alam”, yang berarti bahwa Allah SWT juga menyerahkan sebagian urusan alam ini kepada para malaikat. Meskipun pengatur yang sebenarnya segala urusan alam ini ialah Allah sendiri sebagaimana yang Dia firmankan:
“Yudabbirul Amr”: Dialah yang mengatur segenap urusan.

0 comments:

Posting Komentar